Thursday 5 December 2013

Kisah dari Samudera kelembutan Habib Umar bin Hafidz dan Habib Mundzir bin Fuad al-Musawa.

Habib Umar bin Hafidz dan Habib Mundzir bin Fuad al-Musawa
Kisah dari Samudera kelembutan Habib Umar bin Hafidz dan Habib Mundzir bin Fuad al-Musawa.

Suatu saat Habib Umar bin Hafidzh ingin melakukan perjalanan dakwah ke pedalaman Afrika. Ketika itu beliau ditemani oleh seorang muallaf bernama Khomis. Khomis adalah salah satu di antara orang-orang yang masuk Islam melalui perantara tangan Habib Ahmad Masyhur bin Thoha Al-Haddad dan sering membantu kegiatan dakwah beliau selama di daerahnya. 

Pedalaman Afrika yg ingin dikunjungi oleh Habib ini harus melewati hutan belantara, yg mana hutan belantara Afrika terkenal akan hewan buasnya. Tapi dengan mantap Habib Umar bin Hafidzh memberikan isyarat utk segera berangkat. Dimulailah perjalanan dakwah beliau. Sebelum masuk ke dlm hutan, beliau beserta rombongan dihentikan oleh beberapa org polisi yg sdg berjaga di sebuah pos dekat dg hutan yg ingin dilalui oleh Habib. 

Mereka hendak memperingatan agar Habib tdk memasuki hutan krn hari sdh malam. Ditakutkan beliau & rombongan akan diserang oleh beberapa hewan buas yg keluar utk mencari mangsa di saat malam tiba. Habib pun keluar dari mobil yg ditumpanginya dan berdiri di samping mobil tersebut. Serta merta Habib memerintahkan sesorang utk menggelar tikar di dekat mobil dan memerintahkan rombongan utk membaca Maulid Habsyi. Pembacaan maulid pun dimulai. Karena para polisi yg berjaga di pos itu beragama kristen, mereka pun hanya bisa menonton dari kejauhan. 

Setelah pembacaan maulid selesai, Habib mendapat isyaroh utk melanjutkan perjalan malam itu juga. Para polisi itu tetap berusaha utk mencegah Habib, tapi Habib bersikeras ingin melanjutkan perjalanannya. Para polisi pun kalah argumen dan berinisiatif utk mengikuti Habib dari belakang menggunakan mobil lain, takut kalau tejadi apa2 dg Habib &rombongan. 

Di tengah perjalanan hal yg dikhawatirkan pun terjadi. Di depan mobil yg ditumpangi oleh Habib muncul seekor singa (ketika itu Habib duduk di kursi depan). Mulailah singa itu mengitari mobil tersebut, walaupun demikian sang Habib tetap tenang, berbeda dg rombongan lain yg mulai menunjukkan rasa ketakutannya. Tak lama kemudian singa itu berhenti di depan jendela sebelah tempat duduk Habib, lalu menaikkan kaki depannya ke atas jendela. 

Habib pun tetap tenang tanpa menunjukkan rasa ketakutan sedikit pun. Lalu beliau berkata kpd supir, "Turunkan jendela ini!!". Supir pun menjawab dg ketakutan, "Ya Habib ini singa". Tapi Habib tetap ingin agar dia menurunkan jendela tersebut. Kaca jendela pun diturunkan, suatu kejadian menakjubkan pun terjadi, Habib mengajak bicara singa tersebut, "Hai singa!! Kami ini adalah utusan Rasulullah SAW". Kemudian Habib mengambil sebuah pisang dan memberikannya kpd singa itu. Singa yg biasanya makan daging, kali ini mau memakan pisang yg diberikan Habib (Subhanallah). 

Setelah memakan pisang itu, singa mengangguk2kan kepalanya lalu pergi meninggalkan Habib & rombongan. Perjalanan pun kembali dilanjutkan. Tak lama kemudian Habib & rombongan sampai ke tempat tujuan. Subhanallah..Setelah menyaksikan kejadian yg luar biasa itu, para polisi yg sbelumnya beragama kristen itu pun ingin mengikrarkan diri mereka utk masuk ke dlm agama Islam. Ternyata kejadian yg mereka saksikan menjadi sebab hidayah Allah SWT Yang ingin mengembalikan mereka ke dlm pelukan Islam. 

# Pagi Kamis 28 januari 2009, Shubuh berjamaah yang cukup banyak dan merupakan Shubuh terbanyak setelah ratusan tahun hampir tak ada shalat Shubuh di masjid an-Nur.

Suatu hal yang menarik dan mengejutkan adalah hewan-hewan yang berkhidmat pada Habib Mundzir. Ketika beliau keluar menuju masjid untuk shalat Shubuh, beliau membatin dalam hati: “Wahai Allah, rumah ini tidak ada kuncinya, terbuka begitu saja hanya dilengkapi pengganjal pintu dari dalam dan luar. Sedangkan di kamar ada laptop dan benda-benda elektronik berharga lainnya. Dan para penjaga semua shalat Shubuh. Kutititpkan padaMu wahai Allah.”

Sepulang dari masjid Habib Mundizr kaget, di pos penjagaan depan rumah duduk dua ekor kambing yang bangun sambil duduk menjaga dengan kepala tegak. Lalu seekor kambing lagi duduk siaga di depan pintu rumah sambil bersimpuh. Tak ada orang bisa masuk kecuali harus menginjaknya lebih dahulu.

Beliau terpana, sungguh jika sekilas merupakan hal biasa. Namun jika difikirkan dengan logika, tak ada kambing berkeliaran di pagi buta, apalagi dua ekor duduk bersimpuh di pos jaga yang kosong, dan satu di pintu rumah dengan keadaan duduk bersimpuh dengan keadaan siaga, yaitu kepala terangkat. Beliau teringat laba-laba yang menjaga Rasulullah Saw.

Dan teringat cerita nyata sahabat beliau yang berdakwah ke Pulau Komodo, Nusa Tenggara, tidak ada orang yang datang ke masjid. Saat maulid dikumandangkan maka tak satupun orang hadir, maka keluarlah rusa-rusa liar dari hutan, berdatangan ke luar masjid, dan banyak komodo bahkan Raja Komodo yang sudah 40 tahun tak pernah keluar dan terlihat. Hewan sangat besar dan langka itu datang dan muncul bersimpuh di dekat masjid mendengarkan Maulid Nabi Saw. hingga selesai. Masyarakat dan turis yang sedang di Pulau Komodo berdatangan bukan ingin hadir maulid tapi kaget menonton Raja Komodo itu.

Demikianlah alam, mereka tunduk dan hormat pada Sayyidina Muhammad Saw. dan dakwah sang Nabi Saw. Teringat pula kisah seorang sahabat Ra. yang ketika ia tersesat dalam dakwah setelah wafatnya Rasul Saw., maka seekor singa besar datang. Lalu sahabat Rasul Saw. itu bekata: “Aku adalah khadim (pembantu) Rasulullah Saw.” Maka singa itu menunduk dan merendahkan kepalanya dan punggungnya sambil mengaum pelahan, seakan memerintahkan sahabat Rasul Saw. itu naik ke punggungnya. Maka iapun naik, dan singa mengantarnya ke pemukiman terdekat. Sedemikian banyak riwayat shahih lainnya akan hal ini.

No comments:

Post a Comment